Satlantas Gabungan Pafi Aceh Tegaskan Pelajar di Bawah Umur Dilarang Bawa Motor ke Sekolah

spanduk-Satlantas-Gabungan-Pafi-Aceh

Aceh Keselamatan lalu lintas kembali menjadi perhatian. Terutama bagi pelajar yang masih di bawah umur. Satlantas Gabungan bersama Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Aceh menegaskan bahwa pelajar tidak boleh membawa motor ke sekolah jika belum cukup usia.

Imbauan ini muncul sebagai langkah serius. Tujuannya untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang sering melibatkan remaja. Apalagi, banyak dari mereka belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah.

Banyak Pelajar di Bawah Umur Masih Nekat Naik Motor

Fakta di lapangan cukup memprihatinkan. Dari hasil pengamatan Satlantas di beberapa sekolah di Aceh, masih banyak siswa berusia 13–16 tahun membawa motor sendiri ke sekolah. Padahal, usia minimal untuk membuat SIM C adalah 17 tahun.

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, setiap pengendara wajib memiliki SIM. Tanpa SIM, artinya pengendara tidak layak secara hukum dan belum memiliki kesiapan emosional untuk berkendara di jalan raya.

Bukan Sekadar Razia, Tapi Juga Edukasi

Satlantas Aceh tidak hanya fokus pada penindakan. Mereka juga mengedepankan pendekatan edukatif. Bersama PAFI, mereka mengunjungi sekolah-sekolah. Di sana, petugas memberikan penyuluhan langsung kepada para pelajar.

“Kami tidak hanya merazia. Kami juga masuk ke kelas dan menyampaikan pentingnya keselamatan berkendara. Tujuan utama kami adalah mengubah pola pikir sejak dini,” ujar perwakilan Satlantas.

Selain itu, program ini bertujuan membangun budaya tertib lalu lintas sejak usia sekolah. Pelajar perlu tahu bahwa keselamatan adalah tanggung jawab pribadi dan sosial.

Peran Penting Sekolah dan Orang Tua

Satlantas juga meminta sekolah membuat kebijakan internal. Misalnya, melarang siswa membawa kendaraan jika belum cukup umur. Sekolah diminta ikut mengawasi dan menindak jika ada pelanggaran.

Di sisi lain, peran orang tua juga sangat penting. Banyak orang tua membiarkan anaknya naik motor sendiri karena alasan praktis. Namun, itu sangat berisiko.

“Mending repot antar anak ke sekolah, daripada harus berurusan dengan rumah sakit atau hal yang lebih buruk,” tegas Ketua PAFI Aceh.

Risiko Besar di Balik Motoran Usia Dini

Anak di bawah umur masih dalam tahap perkembangan. Mereka belum punya refleks cepat saat harus mengambil keputusan mendadak. Selain itu, banyak dari mereka belum memahami pentingnya memakai helm atau mematuhi rambu.

Data dari Korlantas Polri menunjukkan bahwa kecelakaan yang melibatkan pelajar masih cukup tinggi. Bahkan, banyak kasus disebabkan kurangnya kesiapan mental dan minimnya pengetahuan soal lalu lintas.

Kolaborasi untuk Edukasi Jangka Panjang

Kegiatan Satlantas dan PAFI ini bukan program sesaat. Mereka berencana membuat modul edukasi lalu lintas untuk disebar ke sekolah. Selain itu, kegiatan kampanye kreatif juga akan digelar dalam waktu dekat.

Beberapa rencana antara lain:

Lomba video pendek bertema keselamatan

Aksi simpatik di Car Free Day

Edukasi sesama pelajar lewat metode “peer-to-peer”

Workshop tertib lalu lintas untuk guru dan orang tua

Dengan begitu, pendekatan edukasi jadi lebih menyeluruh.

Sanksi Tetap Diberlakukan untuk Pelanggaran

Meski pendekatan utamanya edukatif, sanksi tetap diberlakukan bagi pelajar yang nekat membawa motor tanpa SIM. Jika kedapatan, motor bisa disita. Orang tua harus datang langsung untuk mengambilnya.

Ini dilakukan agar ada efek jera. Tujuannya bukan semata menghukum, tapi mendorong semua pihak agar lebih peduli terhadap keselamatan.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Aman

Dengan langkah serius ini, Satlantas Gabungan PAFI Aceh berharap tidak ada lagi siswa yang membawa motor secara ilegal. Selain membuat jalanan lebih aman, upaya ini juga membentuk generasi yang patuh aturan dan disiplin.

“Anak muda hari ini adalah pengendara masa depan. Kalau sejak dini sudah taat aturan, ke depannya mereka akan jadi pengguna jalan yang bertanggung jawab,” ujar petugas Satlantas.

Kesimpulan

Pelajar di bawah umur dilarang membawa motor ke sekolah bukan semata urusan peraturan. Lebih dari itu, ini adalah bentuk perlindungan terhadap keselamatan jiwa mereka.

Satlantas dan PAFI Aceh telah menunjukkan langkah nyata. Tugas kita sekarang adalah mendukung dan ikut menjaga. Baik sebagai guru, orang tua, maupun masyarakat umum.

Karena keselamatan anak-anak bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab bersama.

Post Comment